Spiderman 3
Adegan-adegan pertempuran spektakuler dalam film garapan Sam Raimi ini dapat dinikmati sejak menit pertama hingga menit terakhir film ini. Hal inilah yang membuat film yang alur cerritanya relatif standar ini menarik. Film baru dimulai sekitar 10 menit ketika Spider-Man (Tobey Maguire) harus bertarung menghadapi sahabatnya Harry Osborn (James Franco) yang memakai kostum Goblin. Penonton akan dibuat terpukau oleh adegan pertempuran yang melibatkan keduanya, terutama ketika mereka bertarung sambil melayang di tengah gang sempit yang diapit oleh dua gedung tinggi.
Adegan tersebut hanyalah pemanasan, karena film berdurasi 140 menit ini masih menyisakan banyak 'keajaiban' Computer Generated Imagery di dalamnya. Sebut saja wujud dari karakter Sandman/Flint Marko (Thomas Haden Church) yang luar biasa. Sosok Flint yang semula hanya manusia biasa berubah menjadi manusia yang terbentuk dari sekumpulan butiran pasir setelah tanpa sengaja ia terjatuh ke dalam sumur percobaan pemisahan molekul. Selain itu, penonton juga akan dibuat kagum sekaligus ngeri pada penampilan musuh baru Spider-Man (Venom) yang sebenarnya adalah Eddie Brock (Topher Grace) karakter fotografer freelance harian Bugle yang menaruh dendam pada Peter Parker. Butuh waktu lima jam proses make up untuk menciptakan karakter Venom yang terbalut sulur hitam yang elastis.
Selain jumlah konflik yang sepertinya terlalu banyak, tidak ada yang istimewa dalam naskah film yang dikerjakan oleh Sam Raimi, Ivan Raimi dan Alvin Sargent ini. Peter Parker masih disibukkan dengan pilihan hidupnya sebagai jagoan, kegiatan perkuliahan yang belum juga berhasil ia tuntaskan walaupun ia diceritakan sebagai pria kutu buku berkarakter cerdas dan kehidupan cintanya dengan Marry Jane Watson (Kirsten Dunst). Konflik berawal saat Peter bertemu dengan Harry Osborn yang masih menaruh dendam padanya karena ia menganggap Peter sebagai pembunuh ayah Norman Osborn (Willem Defoe). Harry yang bermaksud menuntaskan dendamnya pada Peter justru mengalami kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya memori jangka pendek dari benaknya. Ketika ia sadar dari perawatan, ia justru merasa bahwa Peter adalah sahabat sejatinya.
Pada sisi lain kehidupan New York, terdapat seorang ayah bernama Filnt Marco yang putrinya menderita sakit parah, ia merasa terpaksa mencuri untuk mengobati putrinya. Ia kemudian melarikan diri dan menjadi buronan polisi sampai akhirnya ia terjatuh ke sumur percobaan dan menjadi Sandman yang kebal. Informasi dari pihak kepolisian mengungkapkan bahwa Flint adalah orang yang telah menembak mati Paman Peter, Ben. Mendengar kabar tersebut, Peter terbakar dendam. Dengan dukungan kekuatan gelap Venom, warna kostum Spider-Man berubah menjadi hitam dan ia kemudian memburu Sandman. Peter yang masih terpengaruh kekuatan Venom menjelama menjadi pria menyebalkan yang senang bertingkah. Tanpa perasaan ia membantai Harry, menyakiti Marry Jane dan mempermalukan saingannya yang merupakan fotografer harian Bugle, Eddie Brock (Topher Grace).
Seperti pada sekuel “Spider-Man” sebelumnya, Tobey Maguire dan Kirsten Dunst kembali tampil sebagai pasangan serasi. Baik Maguire maupun Dunst mampu menampilkan permainan yang baik. Maguire sukses menjadi karakter baik hati, kutu buku dan juga jagoan. Pada “Spider-Man 3” ini karakter Peter yang sempat menjadi gelap dan bertingkah juga ia mainkan dengan cukup baik. Karakter Eddie Brock juga cukup kuat dimainkan oleh Topher Grace yang sebelumnya bermain dalam serial laris “That's 70s Show.”
Untuk kelas film yang mengangkat karakter action figure komik, film “Spider-Man” bisa dikategorikan sebagai salah satu yang terbaik. Hal tersebut sangatlah wajar mengingat special effect yang digunakan dalam film ini terbilang canggih dan fantastis, selalu ada perkembangan dari “Spider-Man” pertama hingga terakhir yang dapat dinikmati penggemarnya. Selain itu, ada bonus jagoan dadakan di akhir cerita. Jadi, jangan sampai melewatkan film ini... (http://www.indosinema.com/review/412)
0 komentar:
Posting Komentar