27 Mei 2007

Rumah Kaca Unisma Kembangkan Terrarium

SIANG itu, sejumlah mahasiswa Universitas Islam ‘45 (Unisma) Bekasi tengah memeriksa tanaman sejenis kaktus di sebuah bejana kaca yang bentuknya lebih mirip dengan akuarium.

Untuk lebih menyempurnakan kesan terhadap tanaman tersebut, para mahasiswa pun memberikan nama yang sepadan dengan kecantikan tanaman itu. Terrarium, begitu mereka memanggil. Menurut Taryadi, salah seorang mahasiswa yang aktif mengembangkannya, nama ini disematkan karena pola media penanamannya yang berada di dalam kaca.

Modal terjangkau

Apa yang perlu disiapkan sebelum menanam? Satu yang penting adalah wadah kaca. Jika digunakan selain kaca, misalnya, wadah yang terbuat dari bahan plastik, diperkirakan akan menyulitkan pemiliknya dalam hal menjaga kebersihan. Bahan plastik biasanya makin lama akan terkesan kusam. Berbeda dengan sifat kaca yang selalu bisa jernih dan gampang dibersihkan.

Ukuran tanaman juga tergantung besarnya wadah kaca. Tapi, umumnya yang dipilih berukuran kecil sehingga akan menciptakan kesan unik dan manis. Media tanam yang perlu disediakan untuk jenis Terrarium antara lain arang, bubuk gergajian kayu (kompos) atau pasir putih.

Yang perlu diperhatikan ketika memulai penanaman, hendaknya terlebih dahulu meletakkan tanaman di wadah, baru kemudian disusul dengan proses pengurukan bahan-bahan media tanam. Lapisan pertama penguruk berupa arang yang akan berfungsi sebagai drainase. Lalu ditambahkan kompos, dan terakhir pasir. Pasir juga tergantung selera pemiliknya, bisa pasir putih atau hitam. ”Setelah itu, bisa ditambah dekorasi. Misalnya menggunakan batu alam atau apa saja supaya tampak cantik,” kata Taryadi.

Lebih lanjut Taryadi menjelaskan, untuk melakukan proses penanaman Terrarium, modalnya cukup terjangkau. Kaca untuk pembuatan akuarium ukuran sedang harganya sekitar Rp 70.000,00. Satu akuarium, bisa diisi dengan lima sampai enam tanaman. Kalau kaktus, harganya mulai dari Rp 4.000,00 sampai Rp 35.000,00 hingga kalau dijumlah untuk membuat satu unit Terrarium harganya sekitar Rp 100.000,00

”Nanti setelah jadi, tanaman itu bisa dijual dengan harga, ya minimal Rp 200.000,00 sampai Rp 1.000.000,00,” kata Taryadi lagi.

Ini tentu dapat menjadi satu lahan usaha yang cukup menjanjikan.

Sebelum menemukan Terrarium, mahasiswa Jurusan Pertanian Unisma hanya mengembangkan tanaman hias biasa dengan media pot. Ide pengembangan muncul ketika mereka mengikuti program kreativitas mahasiswa. Saat itu, tepatnya Oktober 2006, mereka terpacu untuk berkreasi karena jika menang, pemerintah bersedia untuk membiayai mulai dari pengembangan sampai pemasaran.

Di rumah kaca (green house) berukuran 7x10 meter persegi, anak-anak Jurusan Pertanian ini melakukan praktek pengembangan. Setiap hari, tempat praktikum ini selalu dikunjungi masyarakat yang hobi berburu tanaman hias. Selain tanaman, di sana juga menjual berbagai jenis pupuk. (JU-09/Pikiran Rakyat)***

Baca juga Kampus Unisma Bekasi


0 komentar: