Puncak, Nasibmu Kini
Kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor kini dicoret dari daftar tujuan pariwisata nasional. Berdirinya sejumlah vila dan menjamurnya pedagang K-5 menjadi penyebab rusaknya ekosistem dikawasan tersebut sehingga tidak menarik lagi dikunjungi.
Demikian dilontarkan Kepala Dinas Tata Ruang & Lingkungan Hidup Mas’an Djadjuli SH, MM pada Seminar Penataan Kawasan Puncak di Gedung Serbaguna Pemkab Bogor, Selasa (29/5).
Menurut Mas’an, kawasan Puncak yang dulu terkenal oleh masyarakat nasional sebagai paru-paru Jawa Barat itu kini mulai terkikis oleh kehadiran vila dan pedagang K-5 yang kini menjadi sebuah pemandangan yang dapat dijumpai di kawasan tersebut.
“Hal seperti ini menjadi penyebab rusaknya ekosistem, sehingga kawasan yang berfungsi sebagai kawasan agro wisata berubah drastis menjadi kawasan agro bisnis,” ujarnya.
Jika hal ini dibiarkan, lanjutnya, maka kawasan Puncak tidak lagi menjadi tujuan wisata, melainkan menjadi kawasan yang sesak dan panas ditambah dengan adanya pedagang K-5 di sepanjang jalur tersebut menjadikan kawasan kumuh. Selain itu, para pelaku jasa traveling pun tidak memiliki andil dalam menjadikan Puncak sebagai tujuan wisata nasional.
Menanggapi opini bangunan vila harus dibongkar, pihaknya berpendapat, jika bangunan villa dibongkar belum tentu dapat mengembalikan fungsi resapan air. Karena, tandas dia, jika areal tanah bekas bongkaran biasanya sudah rusak dan butuh waktu lama untuk mengembalikannya ke fungsi awal.
(Poskota/photo (c) BekasiGaul)
Demikian dilontarkan Kepala Dinas Tata Ruang & Lingkungan Hidup Mas’an Djadjuli SH, MM pada Seminar Penataan Kawasan Puncak di Gedung Serbaguna Pemkab Bogor, Selasa (29/5).
Menurut Mas’an, kawasan Puncak yang dulu terkenal oleh masyarakat nasional sebagai paru-paru Jawa Barat itu kini mulai terkikis oleh kehadiran vila dan pedagang K-5 yang kini menjadi sebuah pemandangan yang dapat dijumpai di kawasan tersebut.
“Hal seperti ini menjadi penyebab rusaknya ekosistem, sehingga kawasan yang berfungsi sebagai kawasan agro wisata berubah drastis menjadi kawasan agro bisnis,” ujarnya.
Jika hal ini dibiarkan, lanjutnya, maka kawasan Puncak tidak lagi menjadi tujuan wisata, melainkan menjadi kawasan yang sesak dan panas ditambah dengan adanya pedagang K-5 di sepanjang jalur tersebut menjadikan kawasan kumuh. Selain itu, para pelaku jasa traveling pun tidak memiliki andil dalam menjadikan Puncak sebagai tujuan wisata nasional.
Menanggapi opini bangunan vila harus dibongkar, pihaknya berpendapat, jika bangunan villa dibongkar belum tentu dapat mengembalikan fungsi resapan air. Karena, tandas dia, jika areal tanah bekas bongkaran biasanya sudah rusak dan butuh waktu lama untuk mengembalikannya ke fungsi awal.
(Poskota/photo (c) BekasiGaul)
0 komentar:
Posting Komentar