21 Juli 2007

Mahasiswa – Satpol PP Bentrok di Bantargebang, Bekasi

Puluhan mahasiswa, bentrok dengan anggota Satpol PP Kota Bekasi ketika berunjuk rasa di depan kantor Walikota Bekasi, Jumat siang.




Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Bekasi (AMPIBI), diperintahkan keluar oleh Satpol karena tidak memiliki izin. “Kalian tidak punya izin, jadi silakan orasi di luar,” kata Edi S, salah seorang anggota Satpol.

Namun perintah itu tidak digubris mahasiswa yang mengaku dari Unisma Bekasi, Bani Saleh dan beberapa perguruan tinggi swats lainnya. “Jangan karena izin, kami dilarang mengeluarkan pendapat,” teriak Sugeng, salah seorang pendemo sambil memaki-maki walikota yang dinilainya pengecut tidak mau menemui mereka.

Melihat itu sejumlah anggota Satpol kesal dan menarik paksa Sugeng. Melihat koordinator lapangan mereka diperlakukan seperti itu, mereka melawan dan terjadi tarik-tarikan serta saling tendang.

Aksi itu sempat mengendur, setelah beberapa anggota intel Polres Metro Bekasi memberi pengertian kepada mahasiswa. “Silakan Anda berorasi 10 menit saja, karena tidak memiliki izin,” pinta petugas.

Namun bukannya kesepakatan itu ditaati, tetapi malah menjadi keributan setelah Sugeng dibawa masuk anggota Satpol PP, tak urung membuat beberapa pimpinan pendemo yang memantau dari kejauhan turun tangan.

TUTUP TPA BANTARGEBANG
Aksi unjuk rasa itu sendiri sudah dilakukan yang kedua kali, sejak Kamis lalu. Isu yang dibawa mereka adalah penutupan TPA Bantargebang yang dinilai hanya menguntungkan para pejabat.

Mereka mendesak aparat hukum untuk menuntaskan dugaan kasus korupsi berjamaah sebilai Rp 61 milyar dari TPA Bantargebang. Meminta apara hukum menyelidiki dugaan KKN atas pengambilalihan TPA oleh DKI Jakarta pada 3 Juli lalu dan minta Pemkot Bekasi menutup TPA Bantargebang.

Sumber: Poskota Online

0 komentar: